MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN
KONSEP-KONSEP
WAHYUNINGSIH RAHAYU, S.Pd, M.Pd.
I.
SKENARIO
Pencapaian
konsep merupakan proses mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan
untuk membedakan contoh-contoh yang tepat dengan contoh-contoh yang tidak tepat
sebagai katagori.
Guru
menyusun naskah drama yang berisikan tentang kehidupan sehari-hari dengan
mengutamakan tanda baca yang tepat dalam
kalimat tanya, kalimat perintah. Bacaan dalam drama disediakan kalimat berita,
kalimat perintah, dan kalimat Tanya.
Siswa
secara kelompok diminta membaca materi drama. Setelah itu diajak Tanya jawab
untuk mencari jenis-jenis kalimat yang terdapat dalam naskah drama. Siswa
menyebutkan yang termasuk kalimat berita, kalimat Tanya, kalimat perintah.
Siswa
menuliskan kalimat-kalimat yang diminta guru dalam tugas kelompoknya. Siswa
melaporkan hasil tugas kelompok. Setelah itu guru menyediakan beberapa kalimat
secara acak yang termasuk kalimat perintah, kalimat Tanya, dan kalimat berita.
Guru melafalkan kalimat-kalimat tersebut dengan lafal dan intonasi yang kurang
tepat. Siswa diminta menjawab benar apa salah dari intonasi dan lafal yang
diucapkan guru.
Setelah
itu, siswa membacakan teks drama yang mengandung kalimat Tanya, kalimat seru,
dan kalimat berita dengan lafalt dan intonasi yang benar. Setiap siswa diberi
kesempatan untuk melakukan parktik membaca drama dengan cara yang benar. Setelah berulang-ulang mencoba
melafalkan, siswa menyimpulkan bagaimana cara membaca naskah drama dengan lafal
dan intonasi yang benar. Siswa menguasai
konsep kalimat berita, kalimat perintah, dan kalimat Tanya dan cara
melafalkannya.
II.
URAIAN KOMPONEN
A.
SINTAKS
Tahap-tahap
pembelajaran:
1.
Melibatkan penyajian data pada
pembelajar. Dalam penyajian data ini, guru menyiapkan materi yang sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi-materi disiapkan untuk siswa
agar dapat belajar menguasai konsep-konsep dengan mudah. Materi juga diperjelas
denga pemanfaatan media apabila diperlukan sesuai dengan karakteritik materi
maupun siswa.
2.
Siswa menguji penemuan konsep mereka,
pertama-tama dengan mengidentifikasi secara tepat contoh-contoh tambahan yang
tidak dilabeli dari konsep itu dan kemudian dengan membuat contoh-contoh. HAsil dari menguji penemuan konsep adalah
siswa mampu menerapkan konsep-konsep yang mereka kuasai untuk kegiatan belajar
yang lebih kompleks.
3.
Siswa menganalisis strategi-strategi
dengan segala hal yang mereka gunakan untuk mencapai konsep. Dari materi yang dipelajari siswa, diharapkan
siswa memiliki cara-cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah berdasarkan
konsep yang telah dikuasainya.
B.
SISTEM SOSIAL
Untuk
penemuan konsep, dengan menerapkan prosedur-prosedur kooperative. Kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan secara kelompok atau bersama-sama. Kelompok dapat
berupa kelompok kecil maupun kelompok besar untuk menyelesaikan masalah.
C.
PERAN GURU
Peran
guru dalam model ini:
1.
Guru menyajikan contoh-contoh tambahan
seperlunya.
2.
Tugas penting guru yaitu:
mencatat/merekam, membisikkan (isyarat), dan menyajikan data tambahan.
3.
Guru harus bersikap simpatik pada
hipotesis yang satu dengan hipoteisis lain.
4.
Fokus pada padasifat-sifat atau fitur-fitur tertentu
dalam contoh-contoh yang ada.
5.
Mendampingi siswa dalam mendiskusikan
dan mengevaluasi strategi berpikir mereka.
D.
SISTEM PENDUKUNG
Konsep-konsep
yang sebelumnya telah dikuasai siswa serta dipilih oleh guru, materi-materi
yang telah terpilih dan dikelola dengan cermat dan teliti, data-data yang
berbeda sebagai contoh.
E.
DAMPAK INSTRUKSIONAL DAN PENGIRING
Dampak
instruksional yang diharapkan dengan model
ini adalah: menyediakan praktik dalamlogika induktif, dankesempatan-kesempatan
untuk mengubah danmengembangkan strategi-strategi membangun konsep yang
dimiliki siswa, sifat konsep, konsep
system konseptual, dan penerapannya,
strategi-strategi pembelajaran konsep.
Dampak pengiring
dari model ini adalah: fkesibilitas konseptual, pemikiran induktif, dan toleran
pada ambiguitas, serta tertanamnya nilai-nilai pendidikan karakter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar