Senin, 13 Desember 2010

LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN
Oleh: Wahyuningsih Rahayu, S. Pd

I. PENDAHULUAN
         Sejarah merupakan rentetan kejadian masa lalu yang didasari atas konsep-kosep tertentu. Orang bijak selalu mengatakan kita harus senantiasa mengingat sejarah agar menjadi maju. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah. Bung Karno masa ketika itu pernah mengucapkan “JASMERAH” yakni jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah. Karena sejarah merupakan informasi yang bermakna bagi generasi muda.
Sejarah dalam dunia pendidikan akan sangat bermakna bagi dunia pendidikan. Oleh karena itu salah satu landasan pendidika di Negara kita adalah landasan sejarah atau landasan historis. Landasan historis pendidikan merupakan rentetan kejadian yang menjadi dasar pelaksanaan pendidikan. Landasan histori pendidikan merupakan cita-cita dan prakrek-praktek pendidikan masa lampau yang tersurat atau tersirat masih menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Sejarah dalam pendidikan juga merupakan bahan pembanding untuk memajukan pendidikan suatu bangsa. Oleh karena itu permasalahan yang akan dibahas dalam hal ini adalah,” Bagaimanakah landasan historis pendidikan di Indonesia?
II. PEMBAHASAN MASALAH
        Landasan sejarah dalam pendidikan di Indonesia akan dilihat dari sudut pandang landasan sejarah pendidikan dunia dan landasan sejarah perkembangan pendidkan di Indonesia. Sejarah pendidikan dunia dimulai sejak zaman Hellenisme tahun 150 sM. Pendidikan zaman itu belum begitu banyak memberikan kontribusinya dalam pendidikan seperti sekairang ini. Pada paparan ini akan dideskripsikan mengenai landasan sejarah dunia dan landasan sejarah pendidikan di Indonesia.
A. Landasan Sejarah Dunia
Landasan historis pendidikan dunia secara bertahap mulai dari jaman realisme yang menghendaki bahwa menghendaki pikiran yang praktis. Gerakan ini mendorong berkembangnya ilmu-ilmu pengetahuan alam. Salah satu tokohnya adalah Francis Bacon (abad 17) yang menemukan metode induktif. Pendapat dari Bacon ini antara lain: 1) menemukan dan mengembangkan pengetahuan, pandangan harus diarahkan kepada realita ala mini serta hal-hal yang praktis, 2) alam lingkungan adalah sumber pengetahuan yang bisa didapat melalui alat-alat indera, 3) menggunakan metode berpikir induktif, 4) mengembangkan pengetahuan dengan eksperimen, dan penggunaan bahasa daerah lebih diutamakan. Tokoh lainnya adalah Johann Amos Comenius.
Setelah jaman realism berkembanglah paham rasionalisme dengan tokohnya John Locke pada abad 18. Teorinya terkenal dengan teori tabularasa atau a blank sheet of paper. Selanjutnay abad ke-18 muncul aliran baru yaitu naturalis sebagai reaksi terhadap aliran rasionalisme. Tokohnya adalah JJ Roesseau yang menentang kehidupan yang tidak wajar sebagai akibat dari rasionalisme. Ia menginginkan keseimbangan antara kekuatan rasio dengan hati.
Pada abad19 muncul penganut aliran development yang memandang proses pendidikan sebagai suatu proses perkembangan jiwa. Tokohnya adalah Pestalozzi, johan Fredich herbart, Freidch Wilhelm Frobel di Jerman, dan Stanley Hall di Amerika Serikat. Jaman development ini kemudian diikuti oleh zaman nasionalisme, yaitu paham yang muncul sebagai upaya upaya membentuk patriot-patriot bangsa, mempertahankan bangsa dari imperialis. Tokoh aliran nasionalisme ini antara lain: :La Chalotais di Perancis, Ficchte di jerman, dan Jefferson di Amerika Serikat. Tujuan pendidikan mereka adalah menjaga, memperkuat , dan mempertinggi kedudukan Negara. Abad ke 19 ini juga ditandai dengan liberalism dan positivism, dengan bukti adanya sekolah-sekolah dipakai sebagai alat untuk memperkuat kedudukan penguasa/pemerintahan. Kemudian pada abad ke 20 munculah aliran social dalam pendidikan. Tokohnya adalah Paul Natorp dan George Kerchensteiner di Jerman serta John Dewey di Amerika Serikat. Para tokoh ini memiliki pendapat bahwa masyarakat mempunyai arti yang lebih esensial dari pada individu. Beberapa ahli pendidik yang terkenal di abad 20 ini adalah Maria Montessori, Ovide Decroly, dan Hellen Parkhurst.

B. LANDASAN SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
Secara historis landasan pendidikan di Indonesia menurut Mudyahardjo, (1998: 128) dibedakan dalam tiga tonggak yaitu : pendidikan tradisional, pendidikan kolonial barat, dan pendidikan kolonial Jepang.
a. Pendidikan tradisional yaitu penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang dipengaruhi oleh agama-agama besar di dunai, yaitu Hindu, Budha, Islam, dan Nasrani (Katholik dan Protestan).
b. Pendidikan Kolonial barat yaitu penyelenggaraan pendidikan colonial kan di Indonesia oleh pemerintah colonial Barat terutama Belanda.
c. Pendidikan kolonial Jepang yaitu pendidikan di Indonesia yang diselengngarakan oleh pemerintah Jepang. Adapaun penjabaran masing-masing tonggak itu sebagai berikut:
Adapun penjelasan dari masing-masing masa tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Penddikan Tradisional
a. Pendidikan Hindu Budha
Agama Hindu dan Budha mulai datang ke Indonesia sekitar abad ke 5, tumbuh dan berkembang secara harmonis. Ajaran agama Hindu membagi keseluruhan hidup manusia dalam empat masa yang disebut catur asrama (Asrama berasal dari bahasa Sansekerta Srana yang berarti usaha seseorang). Ajaran Catur Asrama terdiri atas: Brahmacharya asmara (tibngkat hidup berguru), Gristhasrama (tingkat hidup berumah tangga), vanaprasha asrama ( tingkat hidup mengasingkan diri) dan Samnyasa asrama (tingkat hidup berkelana). Tujuan pendidikan agama hindu adalah sama dengan tujuan yang diajarkan oleh agamanya. Ajaran agama hindu menyangkut 3 aspek yaitu Tatwa (filsafat), susila (etika), dan upacara yaitu pelaksanaan yang banyak berkaitan dengan adat istiadat. Dalam filsafat agama Hindu berdasarkan kita Weda Sang Yang Widhi menytakan dirinya sesuai dengan fungsinya dlama bentuk Tri Murti atau Tri Sakti, yaitu: Barhma dalam fungsinya sebagai pencipta, Wisnu dalam fungsinya sebagai pelindng dan pemelihara, siswa dalam fungsinya sebagai praline atau pelebur dunia serta isinya dan mengembalikannya melalui peredaran ke asalnya.
Pendidikan pada masa ini dikenal dengan perguruan. Macam-macam perguruan ketika itu adalah peguron kraton dan peguron biasa. Peguron Kraton yaitu karton atau puri dijadikan tempat berlangsungnya pendidikan. Pendidikan dilakukan oleh Bapak terhadap abaknya atau seorang Raja menunjuk pendeta yang dianggap mempunyai keahlian dalam bidang sastra yang meliputi segala aspek pengnetahuan yang berkaitan dengan agama, etika, filsafat, pemerintahan, hokum, dan dia diangkat menjadi pendeta istana dengan nama Bhagawanta. Contoh: Pemerintaha Waturenggong di gelgel Bali, pendeta yang diangkat yaitu: Pedneta Dang Hyang Dwijendra dan seorang pendeta budha Dang Hyang Astapaka. Sedangkan peguron biasa didirikan diluar istana yang dipimpin oleh seorang yang berilmu. Para murid disebut sisya atau cantrik, sedangkan tinggalnya di pondok ( asrama) yang disediakan oleh peguron. Peguron ini terutama mengajarkan tentang ilmu-ilmu agama.

b. Pendidikan Islam Tradisional.
Perkembangan Islam di Indnesia membawa kebudayaan ke Indonesia pula. Abat ke 13 pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia. Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Samudera Passai di Aceh, kemudian menyebar ke daerah lain hingga sampai pada kerajaan Demak di Jawa. Penyelenggaraan pendidikan pada masa ini adalah pendidikan yang berkaitan dengan agama Islam. Tujuan pendidikannya sama dengan tujuan hidup agama Islam yaitu mengabdi sepenuhnya kepada Allah dengan ajaran yang disampaikan nabi Muhammad dalam bentuk Al Quran. Penyelenggaraan pendidikan Islam tradisional dilaksanakan terpusat tetapi banyak dilakukan secara perorangan, biasanya para ulama Islam dalam rangka penyebaran agama Islam.
Pembinaan dan penyebaran terkoordinasi dan dilaksanakan oleh para Wali di Jawa terutama Wali Sanga. Perkembangan Pendidikan Islam Tradisional sampai pada pertengahan abad 19 mendapat tantangan dengan masuknya pemerintah kolonial Belanda memlalui program politik Etisnya.


c. Pendidikan Katolik dan Protestan
Pendidikan katolik di Indonesia diawali dengan kedatangan bangsa Potugis. Apalagi Portugis bercita-cita membangun negeri jajahan. Bangsa Potugis mulai datang ke Indonesia sekitar abad 16. Dengan kedatangan bangsa asing, mereka mendirikan sekolah Misionaris yang bertujuan untuk menyebarkan agama Katolik. Sekolah Misionaris itu antara lain: 1) Fanciscus Xaverius, Orde Jesuit, dan Pendirian sekolah Katolik. Orang Portugis selaian ingin mencari kekuasaan, emas, juga ingin menyebarkan agamanya termasuk ke Indonesia. Dalam kegiatan perdagangan, meraka sambil menugasi paderi-paderi untuk menyebarkan agama katolik hinga dapat berkembang sampai Ternate, tidore, dan Ambon. Bahkan sampai padsa Nusa tenggara dan Sulawesi.
Kemudian kedatangan orang Belanda membawa pendidikan Protestan ke Indonesia. Dengan adanya kongsi dagang belanda (VOC) maka Portugis semakin terdesak, dan Belanda semakin menguasai Indonesia. Oleh karena itu pengaruh Protestan semakain berkembang di Indonesia. Sikap VOC terhadap pendidikan adalah: membiarkan terselenggaranya pendidikan Islma tradisional di Nusantara, mendukung diselenggarakannya sekolah yang bertujuan menyebarkan agama Kristen. Sekolah sekolah yang didirikan VOC antara lain (Sekolah Zending ): Sekolah Pertma di Ambin dengan tujuan mendidika anak-anak anak Ambon melalui Bahasa Belanda dan melayu menjadi penganut agama Kristen Protestan., Sekolah pertama dibuka di Kepulauan Banda, pula dengan asrama tahun 1622, dll. Sekolah zending ini berkembang hingga di seluruh Nusantara, terakhir di banten tahun 1779.

2. Pendidikan Masa Kolonial Barat
Pendidikan kolonial Belanda mulai abad 19 dan 20. Pemerintahan Belanda dalam penyelenggaraan pendidikan untuk Bumiputera didasarkan pada kecenderungan aliran Liberalisme yang berkembang di Belanda, sehingga pendidikan agama tidak diberikan di sekolah, politik diskriminasi antara pribumi dengan orang Eropa yang ditegaskan dalam Algemene Bepalingen Van Wetgeving (1848) yang kemudian ditetapkan tiga golongan rakyat Indonesia yaitu: Orang Eropa, Bumiputera, dan Orang Timur Asing. Kharakteristik system penyelenggaraan pendidikan Belanda : 1) Dualistik Diskrimiatif yaitu membedakan pendidikan untuk orabg Eropa, bumiputera. Sekolah Eropa berbahasa pengantar Belanda, sekolah bumi putera berbahasa pengantar Melayu atau bahasa daerah, 2) sentralistik yaitu pemerintah kolonial Belanda mempunyai wewenang mengatur penyelenggaraan pendidikan baik pendidikan untuk orang Eropa maupun bumiputera. 3) tujuan pendidikan bumi putera menghasilkan tamatan yang menjadi warganegara Belanda kelas II yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pegawai negeri atau perusahaan swasta Belanda dan tingkat ,menengah dan rendah. Ada 3 macam tingkatan pendidikan jaman ini yaitu: sekolah dasar dan lanjutan untuk golongan Eropa, Sekolah Dasar Negeri dan Sekolah Raja untuk golongan penduduk Pribumi, dan sekolaha kejuruan untuk dapat diikuti oleh golongan eropa dan primbumi.
Pada jaman kolonial Belanda ini beberapa tokoh di Indonnesia berusaha untuk mencerdaskan bangsanya dengan mendirikan lembaga pendidikan untuk mengembalikan harag diri dan martabatnya yang hilang karena dijajah Belanda. Tokoh-tokoh pendidikan di Indonesia pada masa itu antara lain: Mohammad Syafei, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan. Mumahamad Syafei mendirikan INS atau Indonesisch Nederlandse School di Sumatera Barat pada tahun 1926. Sekolah ini lebih terkenal dengan sebutan sekolah Kayutanam . Tujuan pendidikannya adalah mendidik anak-anak kearah hidup yang merdeka, melalui pendidikan hidup mandiri.
Tokoh pendidikan lainnya pada masa itu adalah Ki hajar Dewantara yang mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta, serta Ahmad Dahlan yang mendirikan organisasi agama Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta juga, pendidikannya terkenal dengan pendidikan Muhammadiyah.

3. Pendidikan Masa Kolonial Jepang
Pendidikan jaman Jepang dilaksanakan atas dasar landasan Idiil Hakko-Ichi-U yang berarti bahwa pendidikan adalah alat untuk mencapai lingkungan kemakmuran bersama Asia Timur Raya yang dalam arti dekat membantu memenangkan perang Asia Timur. Bahasa pengantarnya adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Belanda dilarang sama sekali, dan Bahasa Jepang menjadi bahasa ke dua setelah diajarkan Bahasa Indonesia. Dualirtis dan diskriminatif dihapus dalam sistem pendidikan sehingga terjadi pengintegrasian terhadap macam-macam sekolah sejenis. Jenis sekolahan jaman Jepang : Sekolah Rendah (large Oriderwijs diganti Sekolah rakyat (Kokumin Gakho, yang terbuka bagi semua golongan penduduk dengan lama pendidikan 6 tahun.
Sekolah Menengah pertama (Shoto Chu Gakho) Sekolah Menengah Tinggi (koto Chu Gakho) sekolah pertukangan (Kogyo Gakho, Sekolah Teknik menengah (kogya Semmon Gakho,s ekolah hukun dan Mosvia dilhilangkabn, sekolah menajdi 3 yaitu: Sekolah Guru Dua tahun (syoto Sikan Gakho) sekolah Guru 4 tahun (koto Sihan Gakho) dans ekolah guru enam tahun ( kkoto sihan Gakho). Serta sekolah eprtanian (nogya Gakho) di tasikmalaya dan Malang dengan lama pendidikan 3 tahun.
Perguruan tinggai zaman Jepang hampir semuanya ditutup., yang masih ada sekolah tinggi kedokteran (ika Dai Gakho) di Jakarta dan Sekolah Teknik Tinggi (agyo Dai Gakho) di Bandung. Jepang membuka sekolah tinggi pamong praja (kenkoku Cakuin) di Jakarta dan sekolah tinggi kedorkteran hewan di Bogor.
Landasan hidtoris pendidikan di Indonesia menurut Pidarta (2007: 137) juga dilengkapi dengan masa pembangunan dan masa reformasi. Pendidikan pada masa pembangunan dilaksanakan setelah Indonesia merdeka dengan tujuan seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Pendidikan masa pembangunan ini dikembangkan dengan kebijakan link and macth. Inovasi pendidikan juga sudah dilaksanakan untuk mencapai sasaran pendidikan yang diinginkan.
Pada masa reformasi diawali dengan runtuhnya orde baru sekitar tahun 1998, jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah diubah menjadi jalur pendidikan formal, informal, dan nonformal. Penyelenggaraan pendidikan mulai desentralisasi. Instrumen-instrumen untuk mewujudkan desentralisasi pendidikan sudah diusahakan misalnya melalui MBS, life skill, CTL, dan lain-lain.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan deskripsi dari landasan histori pendidikan di dunia maupun di Indonesia tersebut, ilmplikasi konsep pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah mewujudkan pendidikan yang dapat mencapai tujuan yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 di era globalisasi ini dan senantiasa menciptakan pendidikan yang berwawasan luas dan bermartabat untuk kepentingan bangsa dan Negara Indonesia.


Buku Sumber:
Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya
Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rieneka Cipta.
Redja Mudyahardjo, 1998, Pengantar Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.

Sabtu, 31 Juli 2010

RPP INOVATIF

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Oleh: Wahyuningsih Rahayu, S. Pd.


RPP: dijabarkan dari Ssilabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD).
Menyusun RPP merupakan kewjiban setiap guru.
Tujuan RPP: agar kegiatan pembelajaran berlangsung secara aktif, partisipatif, memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreaivitas, kemandirian sesuai dengan bakat, serta menyenangkan bagi peserta didik dalam mancapai tujuan yang optimal.
Prinsip-Prinsip penyusunan RPP:
1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
5. Keterkaitan dan keterpaduan
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP:
1. Identitas Mata Pelajaran
Berisi: Satuan pendidikan, kelas, Semster, Mata Pelajaran, Jumlah Pertemuan.
2. Standar Kompetensi
Kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi Dasar
Sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan idikator kompetensi dalam suatu pengajaran.
4. Indikator Pencapauian Kompetensi
Perilaku yang dapat diukur untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran, dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur.
5. Tujuan pembelajaran
Menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi Ajar
Memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan dan tertulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.
7. Alokasi Waktu
Disesuaikan dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
8. Metode Pembelajaran
Cara yang dipilih dan digunakan guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajarab agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indicator yang ditetapkan. Metode hendaknya inovatif, variasif, efektif, dan menyenangkan.
9. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan
Kegiatan ini meliputi:
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses peembelajaran
2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus.
b. Kegiatan Inti
Merupakan proses pembelajatan untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup prakarsa, kreativitas, dan kemandiriaan sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini menggunakan metode metode yang disesuaikan dengan kaharkteristik peserta didik dan mata pelajaran melalui kegiatan:
1) Eksplorasi
Kegiatan guru dalam eksplorasi ini adalah:
a) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik atau tema yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber.
b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain.
c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antara peserta didik, antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber lainnya.
d) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
e) Menfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
2) Elaborasi
Kegiatan guru memerinci, memperindah, serta membuat pembelajaran lebih berkualitas. Kegiatan guru adalah:
a) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
b) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lesan maupun tertulis.
c) Member kesempatan kepada pesertaa didik untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
d) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
e) Memfasilitasi peserta didik berkompetensi yang sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
f) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik secara lesan maupun tertulis secara indvidu maupun kelompok.
g) Memfasilitasi peserta didik untuk kerja variasi baik secara individu maupun kelompok.
h) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, terhadap produk yang dihasilkan.
i) Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
3) Konfirmasi
Kegiatan guru adalah:
a) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lesan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.
b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.
c) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan.
d) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dan dalam mencapai kompetensi dasar.
e) Guru berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan.
f) Membantu menyelesaikan masalah
g) Memberi acuan agar peserta didik agar dapat melakukan mengecekan hasil eksplorasi.
h) Memberikan informasi kepada pesertaa didik untuk bereksplorasi lebih jauh terhadap materi pelajaran.
i) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
c. Penutup
Kegiatan guru yaitu:
1) Bersama dengan peserta didik atau sendiri membuat rangkungan atau simpulan pelajaran.
2) Melakukan penilaian
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar.
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, pengayaan, atau konseling baik secara individu maupun kelompok.
5) Menyampaikan pembelajaran pada pertemua berikutnya.
10. Sumber Belajar/ Alat
Sumber belajar dan alat disesuaikan dengan kompetensi dasar dan materi ajar. Alat dapat berupa media atau alat peraga yang relevan.
11. Penilaian Hasil Belajar
Prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indicator pencapaian kompetensi dan mengacu pada standar penilaian.






















Contoh RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : SAINS
Kelas/Semester : VI / 2
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran ( 1 x pertemuan )
Standar Kompetensi : Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya
Kompetensi Dasar : Mendesskripsikan rotasi bumi, revolusi bumi, dan revolusi bulan.
Indikator : Menjelaskan akibat rotasi bumi


I. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan siswa dapat :
• Menyebutkan 3 akibat adanya retasi bumi.
• Menjelaskan perbedaan waktu di Indonesssia akibat adanya rotasi bumi.

II. Materi Pembelajaran
PENGARUH ROTASI BUMI
Bumi yang kita diami ini selalu bergerak. Salah satu gerak yang dilakukan oleh bumi dan planet lainnya adalah rotasi. Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada poros/sumbunya. Arah rotasi bumi dari barat ke timur. Untuk melakukan satu kali rotasi bumi memerlukan waktu 23 jam 56 menit 4 detik, dibulatkan menjadi 24 jam. Waktu untuk satu kali rotasi disebut kala rotasi.
Setiap hari kita mengalami siang dan malam secara teratur. Pada pagi hari matahari terbit di sebelah timur tanda hari mulai siang dan tenggelam di sebelah barat tanda hari mulai malam. Kejadian alam tersebut disebabkan karena bumi berotasi. Ketika bumi berotasi, daerah-daerah di bumi yang terkena sinar matahari mengalami siang dan daerah-daerah di bumi yang tidak terkena matahari mengalami waktu malam. Untuk membuktikan pergantian siang dan malam akibat rotasi bumi, lakukan kegiatan berikut ini!
Bumi melakukan gerakan rotasi dan revolusi. Kala rotasi bumi adalah 24 jam dan kala revolusinya 365 ¼ hari. Akibat dari gerak rotasi di antaranya terjadi pergantian siang malam, gerak semu harian matahari, perbedaan waktu di bumi dan Akibat dari gerak revolusi bumi di antaranya terjadi pergantian musim, gerak semu tahunan matahari, penanggalan kalender masehi.

III. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Demosntrasi
c. Penugasan

IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal (10)
Guru memipin berdoa
Guru mengabsen siswa
Appersepsi dilakukan dengan cara:
1. Guru bertanya pada siswa tentang tata surya.
2. Guru dan siswa membahas bentuk bumi.
3. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai
4. Guru menyampaiakn kegiatan yang akan dilakukan


Kegiatan Inti (40)
a. Eksplorasi
1. Guru menyiapkan media bola bumi dan bola langit.
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan.
3. Kelompok siswa memperhatikan demonstrasi guru tentang rotasi bumi.
4. Siswa bertanya-jawab tentang akibat rotasi bumi berdasarkan demosntrasi guru.
b. Elaborasi
1. Siswa mencatat materi yang penting.
2. Siswa menuju kelompoknya masing-masing.
3. Siswa mendiskusikan materi tentang pembagian waktu berdasarkan garis 0o di Grenwich.
4. Siswa melaporkan hasil tugas.
5. Siswa membahas hasil tugas.
c. Konfirmasi
1. Siswa dan guru bertanya-jawab untuk pendalaman materi tentang rotasi bumi.
2. Siswa dan guru membahas materi akibat rotasi bumi.
3. Refleksi hasil pembelajaran

Kegiatan Penutup (10)
a. Siswa dan guru menyimpulkan materi pelajaran
b. Siswa mengerjakan ulangan formatif.
c. Guru menganalisis hasil ulangan formatif
d. Perbaikan atau pengayaan

V. Alat / Bahan / Sumber Belajar
• Buku Sains 6 Penerbit Erlangga.
• Buku Sains sahabatku kelas 6 Penerbit Ganecca.
• Bola bumi
• Senter
• Bola Lampu

VI Penilaian
o Lembar Pengamatan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.
o Evaluasi formatif tertulis
a. Bentuk : Objektif (isian singkat)
b. Jenis : tertulis
c. Alat penilaian : butir soal
Mengetahui Batursari, 16 Februari 2010
Kepala Sekolah, Guru Kelas

Maria Anna Suwarni, S. Pd Wahyuningsih Rahayu, S. Pd.
NIP. 19590521 198201 2 005 NIP. 19710207 199503 2 003






LEMBAR TES FORMATIF
Mata Pelajaran : SAINS
Kelas/Semester : VI / 2
Standar Kompetensi : Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya
Kompetensi Dasar : Mendesskripsikan rotasi bumi, revolusi bumi, dan revolusi bulan.
Indikator : Menjelaskan akibat rotasi bumi



I. Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat!
1. Perputaran bumi pada pororsnya disebut ….
2. Saat bumi membelakangi matahari, maka bumi mengalami waktu ….
3. Bumi berputar pada porosnya dengan kemiringan … dari ekliptika.
4. Gerakan matahari seolah-olah tebit dari timur disebut ….
5. Bumi berotasi dari ….
6. Waktu yang dibutuhkan bumi berputar 1 o adalah ….
7. Bujur nol derajat ditetapkan di ….
8. Waktu yang dibutuhkan bumi untuk berotasi ….
9. Berdasarkan garis bujur, waktu di Indonesia dibagi menjadi ….
10. Bila di Grenwich pukul 06.00 , maka di Jakarta (WIB) pukul ….

I. Kerjakan dengan jelas!
1. Sebutkan akibat adanya rotasi bumi?
2. Jelaskan pembagian waktu di Indonesia dan berilah contoh daerahnya!
















Kunci Jawaban
1. rotasi bumi
2. malam
3. 23 ½
4. gerak semu harian
5. barat ke timur
6. 4 menit
7. Grenwich
8. 24 jam
9. 3
10. 13.00

III
1. Terjadinya siang dan malam, terjadinya gerak semu harian, terjadinya perbedaan waktu.
2. Indonesia berdasarkan garis bujurnya dibagi menjadi 3 bagian yaitu 105 WIB, 120 WITA, dan 135 WIT. Contohnya: WIB Sumatera, Belitung, kep Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan tengah, Jawa, Madura, WITA: Kalimantan timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Bali, Nusatenggara. WIT: Maluku dan Irian jaya.




Score : I b x 10 = 10
II b x 5 = 10
I + II = 10 + 10 = 10
2 2













Lembar Kerja Siswa
Mata pelajaran : IPA
Kelas : VI / 2
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan tepat!
No Bujur Waktu Bujur Waktu
1
2
3
4
5
30o
0o
45o
180o
240o
12.00
10.00
13.00
14.00
22.00 105o
150o
180o
75o
90o
....
....
....
....
....


No Nama Daerah WIB WITA WIT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 Jawa
Maluku
Kalimantan Tengah
Jakarta
Semarang
Nusa Tenggara
Papua
Riau
Gorontalo
Bali V








Kunci Lembar Kerja
1. 17.00
2. 20.00
3. 22.00
4. 09.00
5. 16.00
II
No Nama Daerah WIB WITA WIT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 Jawa
Maluku
Kalimantan Tengah
Jakarta
Semarang
Nusa Tenggara
Papua
Riau
Gorontalo
Bali V


V
V


V





V


V


V
V

V




V















LEMBAR OBSERVASI
Mata pelajaran : IPA
Kelas : VI / 2

No Aspek Yang Diobservasi Kemunculan Komentar
Ada Tidak
1 Peran Aktif siswa dalam pembelajaran
2 Daya tarik siswa terhadap alat peraga
3 Motivasi siswa terhadap metode yang digunakan guru
4 Antusias siswa dalam mempraktikkan permainan
5 Antusias siswa dalam menyelesaikan LKS
6 Ketepatan siswa dalam mengerjakan permainan
7 Kecepatan siswa dalam menyelesaikan LKS
8 Semangat siswa dalam menyelesaikan soal latihan
9 Kecepatan siswa dalam mengerjakan soal
10 Hasil nilai evaluasi

Batursari, 16 Februari 2010
Guru Kelas VI

Wahyuningsih Rahayu, S. Pd.
NIP. 19710207 199503 2 003

Senin, 05 Juli 2010

MODEL SURVEY Q 3 5 DALAM PEMBELAJARAN ASPEK MEMBACA

MAMPUKAH METODE BELAJAR SURVEY Q3R MENINGKATKAN MINAT BACA
 PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

Oleh: Wahyuningsih Rahayu, S. Pd

        Benarkah motivasi peserta didik dalam membaca sekarang ini rendah? Era sekarang ini anak lebih suka melihat televisi dengan acaranya yang senantiasa menarik dari pada membaca. Hal ini menjadi tantangan yang tidak ringan bagi pendidik. Seorang pendidik harus dapat menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan merangsang belajar siswa. Pendidik dan orang tua hendaknya mengkondisikan anak untuk mau membaca baik di sekolah maupun di rumah.
         Membaca adalah kunci untuk mendapatkan Ilmu Pengetahuan. Seseorang akan ketinggalan jauh terhadap informasi yang aktual apabila tidak mau membaca. Apalagi siswa, tidak termotivasi membaca maka dia tidak akan dapat belajar dengan baik. The Liang Gie (1998:61) mendefinisikan: “Membaca adalah serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan secara penuh perhatian untuk memahami makna sesuatu keterangan yang disajikan kepada indera penglihatan dalam bentuk lambang dan huruf”. Membaca merupakan upaya seseorang untuk mempelajari dan memahami terdapat suatu isi buku. Maka dari itu hendaknya siswa sejak Sekolah Dasar dibiasakan untuk dapat melakukan membaca yang efektif dan efisien. Adapun ciri-ciri seseorang yang membaca efisien menurut The Liang Gie (1998: 59) adalah sebagai berikut: (1) memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam membaca, (2) dapat membaca secara cepat, (3) dapat menangkap dan memahami isi bahan bacaannya, dan (4) seusai membaca dapat mengingat butir-butir gagasan utama dari bahan bacaanya.
        Kegiatan belajar siswa akan efektif apabila ditunjang dengan media dan metode belajar yang sesuai dengan karakteristik siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan siswa dalam belajar adalah metode membaca dengan Survey Q3R. Metode ini dapat dimanfaatkan siswa untuk membaca buku sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan tinggi. Cara membaca buku dalam kegiatan belajar perlu mendapatkan perhatian, karena hal ini erat kaitannya dengan pemahaman materi buku yang dipelajari siswa. Oleh karenanya seorang guru perlu menanamkan cara membaca buku yang baik dan efisien sehingga siswa dapat menghemat waktu belajarnya. Penananan sikap dan cara amembaca buku yang efektif dapat dilakukan sejak anak duduk di Sekolah Dasar, hal ini karena pengetahuan di Sekolah Dasar merupakan pondasi untuk pendidikan berikutnya.
        Metode belajar adalah cara yang digunakan agar dapat belajar dengan baik. Metode belajar Survey Q3R menurut The Liang Gie (1998: 68) adalah metode membaca yang disarankan pertama kali oleh Prof. Francis P. Robinson dari Ohio State University di Amerika Serikat. Metode Survey Q3R mempunyai arti Survey berarti menyelediki, Question mempunyai arti pertanyaan, Read adalah membaca, Recite memiliki arti meringkas dan Review adalah mengulangi. Metode belajar survey Q3R merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru atau orang tua siswa untuk dapat meningkatkan minat baca anak terhadap bahan-bahan ajar maupun pengetahuan lainnya.
        Dalam belajar yang menggunakan metode ini meliputi lima langkah yang harus ditempuh oleh siswa, yaitu: 1) Langkah pertama metode ini adalah dengan survey atau menyelidiki bab, pembagian paragraf, judul yang tercantum dalam daftar isi, juga judul gambar maupun grafik dan tabel. Pendekatan ini akan membantu siswa menata gagasan-gagasan ketika akan membaca selanjutnya, 2) Langkah kedua kegiatan ini adalah Question, yang berarti menanyakan. Dalam hal ini siswa hendaknya mengubah judul yang pertama itu menjadi pertanyaan yang akan mengundang rasa ingin tahu dan dapat meningkatkan pemahaman. Dari pertanyaan yang telah disusun siswa mencari jawabannya dalam bacaan, 3) Langkah ketiga adalah Read yang mengandung arti membaca. Dalam membaca ini bertujuan untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah disusun, sehingga siswa tidak pasif tetapi aktif untuk memahami isi bacaan. Dalam membaca buku ini kegiatan siswa benar-benar untuk mendapatkan pengetahuan yang belum diketahuinya, sehingga berbagai pertanyaan yang timbul sebelumnya dapat terjawab, 4) Langkah keempat adalah Recite yang berarti mendaras. Kegiatan dalam tahap ini adalah membuat ringkasan yang merupakan inti dari bacaan. Pada waktu mendaras ini dapat diulangi beberapa kali sampai dapat memahami betul isi bacaan hingga dapat menemukan jawaban terhadap pertanyaan dari ringkasan yang telah disusun, dan 5) Langkah kelima adalah tahap Review yang berarti mengulangi. Bila pelajaran telah selesai dibaca maka catatan-catatan kecil atau ringkasan dapat dilihat kembali untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh terhadap butir-butir dan hubungannya. Selain itu pengujian ingatan kita dari bacaan dapat dilakukan dengan menutupi catatan dan mengingat kembali butir-butir utama itu. Dari butir utama itu dapat untuk mengingat isi dari beberapa sub butir yang berkaitan.
        Metode Survey Q3R di atas dapat dimanfaatkan oleh guru Sekolah dalam memberikan pelajaran membaca bagi anak (untuk siswa yang telah dapat membaca dengan lancar). Sebab dalam pelajaran dengan menggunakan metode membaca Survey Q3R siswa harus dapat melakukan membaca dalam hati, memahami isi bacaan dan mampu menguasahi isi bacaan. Penanaman cara membaca buku ini dapat dilakukan guru dengan cara membiasakan anak didik membaca di perpustakaan atau membaca buku apa saja yang anak kehendaki anak, dengan tujuan agar anak termotivasi membaca. Selain itu guru juga dapat menerapkan metode membaca ini dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan pembelajaran bahannya berupa bacaan seperti pelajaran IPS, PKn, atau mata pelajaran lainnya.
           Metode belajar ini dapat dimanfaatkan siswa untuk belajar di rumah. Sebab metode belajar ini apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh siswa, ilmu pengetahuan yang didapat akan tahan lama dan tidak hanya sekedar membaca dan tentu minat baca anak terhadap buku dapat meningkat. Selamat mencoba, semoga sukses menyertai kalian!!!
PENULIS:
Nama : Wahyuningsih Rahayu, S. Pd
Tempat/ Tgl lahir : Boyolali, 7 Februari 1971
Pekerjaan : Guru Sekolah Dasar Negeri Batursari 5 Kecamatan Mranggen- Demak.
Telepon : 024 6710461 / 081325442803
Alamat : Jl. Pucang Asri II/12 Pucangngading 59567